- bagaimana kau bisa kesini?
o bagaimanapun itu tak terlalu penting untukmu
- kalau begitu, bagaimana aku bisa mempercayaimu
o kuatkan imanmu
- hanya itu
o ya
- apa perlumu
o aku ingin menjemputmu
- aku tidak mau
o jangan membantah vague! ini sudah terukir
- bagaimana aku mau menyambut, sedangkan hatiku sedang kosong?
o ini tugas dari Yang Maha Mulia, kau harus ikut
- aku tidak mau! !
o lihat vague, lihatlah ke bawah, bagaimana sikap mereka terhadapmu, pedulikah mereka, menolehkah mereka? apa ini yang kau inginkan di duniamu?
- lihat ke atas laluna, Dia yang selalu bersamaku, Dia yang selalu ada bagaimanapun keadaanku, walaupun ta' ada seorangpun mengetahui jalan pikiranku.
o lunakkan hatimu sejenak vague, aku . . .
- sudah laluna, bukan alasan yang aku butuhkan, aku juga tak terlalu membutuhkan mereka, tetapi mereka memmbutuhkanku!
o dan mereka akan membusukka hatimu, dan membiarkannya sampai kau lumpuh? sampai kau dibutuhkan mereka lagi, apa itu yang kamu mau?
- bukan, aku mempunyai jalan pikiranku sendiri, dan kau ta' perlu tahu
o vague aku mohon . . . .
- dan aku mohon kepada Yang Maha Mulia berikan aku satu nyawa lagi
o kau terlalu tersiksa vague, kau terlalu menderita . .
- aku tak perlu belas kasihan darimu atau dari mereka, tapi yang aku butuhkan adalah kasih sayang
o apa yang kau ketahui tentang kasih sayang? sedangkan dirimu ta' mendapatkannya sedikitpun
- tapi aku merasa aku mempunyai kasih sayang dari mereka laluna, jangan menghukumku seperti itu, mereka ta' seburuk itu
o bukan hanya ucapan yang aku buktikan, tapi kenyataan!
- dan apa yang kau ketahui tentang kenyataan sedangkan kau hidup di ke-mayaansekarang apalagi yang akan kau katakan?
§ sudah vague, aku menyerah, tapi ingat, jika kau bosan dengan duniamu panggillah aku, aku akan siap menunggumu, aku akan selalu menunggumu dan akan terselip di kedua bilik.
aku paham laluna, terimakasih atas kunjunganmu, sekali kedipan mataku kau harus menghilang.