Pages - Menu

Kamis, 05 April 2012

Penat dari lalu


Sedikit aku terusik dengan semua ini. Sangat melelahkan sebenarnya. Sangat lelah. Sesuatu yang tak harus aku pikirkan. Kenapa aku masih meneruskannya?. Karena aku sulit utuk berhenti. Hampir sangat sulit bagiku untuk menyelesaikannya. Dan, aku seorang yang pemikir. Sampai akhirnya segalanya terakumulasi menjadi suatu udara yang sangat sesak. Sesak sekali. Kepenatanku akhir-akhir ini membuat aku ingin tidur dan tak ingin ada yang menggangguku. Bukan aku bosan dengan hidup. Masalah baru. Hanya saja aku yang selalu tersungkur terlebih dahulu. Aku bertahan dengan itu. Bodoh kan?. Itu aku. Masalah yang paling aku antipat dan sangat aku takuti adalah teman. Teman, teman-teman. Dia, mereka adalah buku pelajaran hidupku. Aku belajar dari hidup mereka. Cerita mereka. Ucapan mereka. Dengan ini aku menyerah. Aku mau egois. Tapi apa aku ini?. Aku salah?. Kenapa aku yang selalu salah. Kenapa aku yang harus mengalah?. Apa aku terlalu baik?. Bukan itu. Aku pengecut. Lebih kecut dari ketek kambing. Yah, masalah teman membuat aku berpikir keras bagaimana mengembalikan semuanya. Seperti semula. Dari aku, aku seorang yang canggug. Yang sangat jaim untuk mengembalikan seperti semula. Ah, aku ini bingung dengan aku sendiri. Manusia yang tak berprinsip dan bereteori. Apa yang aku ingin tak kuimbangi dengan usaha. Jarang. Aku ini apa sih?.
Masalah kedua. Teman juga, tapi bukan seciri. Dengarkan manusia yang aku maksud!. Aku sudah mengakumulasi semua informasi yang datang dari berbagai pihak dan media, dan menyimpulkan satu kesimpulan. Hampir setiap hari aku mengingat. Semua yang nyata dan yang maya. Tentangnya. Satu kesimpulan ini adalah tentang jari-jari (berinisial depan). Aku punya bukumu. Kau tuliskan nama jari-jari disitu. Sangkaku itu Cuma kebetulan. Dan nama itu sangat lama aku temukan. Fakta kedua, ketika aku mengirim suatu pesan padamu, kau kira aku jari-jari, aku masih belum curiga. Satu informasi yang datang padaku saat itu, kalian bertukar barang. Entah itu untuk apa. Aku husnudhon saja. Fakta berikutnya, dari manusia lain, kau berkatanya dengan jari-jari itu ada makna. Fakta lain, aku melihat tulisan temanmu, menyebutkan jari-jari,  berinisial juga di pesanmu. Fakta terakhir yang SANGAT MENGGANGGUKU kau menyatakan pada jari-jari. Awal hari aku sudah mendengar kabar yang tak enak. Pantas alasan itu menggangguku. Aku kombinasikan semua fakta itu. Kamu masih ada dengan jari-jari.
Yang paling aku ingat, kau selalu mengatakan “tunggu waktu yang tepat”, hey, aku tidak sedang menunggumu, aku juga tidak sedang berharap padamu. Dan aku tidak mempertanyakan suatu hal padamu tentang pernyataanmu itu. Tiba-tiba kau bilang seperti itu. Mungkin dari kesimpulan fakta itu aku kau suruh menunggu pudarmu dengan jari-jari?. INGAT, hal itu tak akan pernah terjadi. Seperti kata maharku da teman pulangku. Aku akan hilang ingatanku ini ketika aku akan jauh darimu. Dan aku SANGAT berharap itu secepatnya terjadi. Jauh dan ada yang lebih baik. Begitu juga denganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...