Senandung kisahmu membuatku belajar tentang arti kehidupan, bagaimana aku harus menyikapi dunia ini. Bisa dibilang kau penyemangat hidup, pemberi senyum saat mengingatmu. Sebenarnya tak ada rasa untuk memiliki, aku hanya ingin mengenal punggungmu saja. Aku yakin aku tak akan setegar dirimu bagai batu karang yang tak akan terkikis oleh badai yang dengan garangnya menindas setiap apa yang dia temui. Dan aku tak bisa membayangkan jika aku menjadi dirimu. Ku hebat. Subhanallah, nikmat mana yang dapat ku ingkari jika Engkau Yang Maha Pemberi Cinta untukku, melihat dirinya saja sudah cukup untuk aku berucap syukur kepada-Mu. Meskipun aku tahu itu berhukum makruh bagiku untuk melihatnya. Bagaimana aku bisa mengingkarinya Ya Allah. Rasanya percuma untuk meneteskan air mata ini untuk urusan yang tak penting bagiku. Tapi semua ini terasa sesak Ya Rakhiim. Mereka tak tahu sebenarnya kau rapuh, kau mampu menutupi semuanya dengan kemampuanmu. Kau tutupi semua dengan senyummu. Aku tahu kau menangis dalam lirihmu. Dalam diammu kau berpikir bagaimana menjadi pengemban amanatnya. Hatimu bersenandung dalam tawamu. Senandung yang tak mungkin didengar oleh manusia manapun. Termasuk aku. Kamu Hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar