Allah, sumpek lagi. Urusannya belum kelar. Yang ga penting
sudah banyak ditambah satu lagi. Allah, aku harus bagaimana lagi. Ke arah mana
lagi ini. Allah, aku hanya cukup memanggil-Mu. Satu dilema, berita terbaru
dalam hidupku. Diantara aku yang mati atau dia yang mati. Kalau aku melanjutkan
semua ini dia yang akan mati. Kalau aku yang berhenti dengan ini aku yang akan
mati. Bukan matiku karena Izrail. Tapi mati hakku sebagai manusia dengan cinta, juga dia. Tersekat rasanya untuk bertanya. Senyatanya
berita itu. Jika benar aku tak peduli,
lalu peduliku bagaimana. Sesungguhnya aku bagaimana. Selalu dari perantara. Tak
pernah aku tahu sendiri, tanpa aku tanya kecualinya. Akunya yang bodoh. Mau
saja berdiri di tengah jalan. Mau saja kalau akhirnya aku tertabrak lalu mati.
Bodoh sekali aku ini. Lebih bodoh dirinya yang tak pernah tentang apa. Yang tak
pernah untuk siapa. Baru ini tidak peduliku. Tapi kan tersirat. Bukan aku yang
sengaja menunjukkan. Sekarang, aku sudah mulai menjaga arah. Memperhatikan
kesalahan. Allah, hanya nama-Mu yang bisa kusebut. Bagaimana ini lagi. Aku
terlalu rapuhlah. Aku ingin hancur rasanya. Menjadi bubur dan asapnya. Allah
.... Aku selalu pada-Mu J.
All is Well. Allah selalu ada untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar